Petarukan, 09 Agustus 2018 – Sampah merupakan permasalahan dalam masyarakat yang tak kunjung terselesaikan. Produksi sampah organik dan anorganik seperti plastik semakin meningkat. Hal demikian, berakibat pada terganggunya eksistensi kebersihan lingkungan di masyarakat. Semakin banyak plastik yang digunakan berakibat pada semakin banyaknya sampah yang terbuang. Plastik merupakan molekul poliester yang sulit untuk terurai tersebut pada akhirnya dapat mengganggu ekosistem yang ada. Oleh karena itu peran masyarakat dalam pengolahan sampah tersebut sangat dibutuhkan. Salah satu cara pengolahan sampah plastik yang dapat dilakukan adalah dengan mendaur ulangnya. Sistem daur ulang yang dapat diterapkan adalah dengan sistem Ecobrick.  Ecobrick tersebut merupakan pengolahan sampah plastik menjadi bata (material) ramah lingkungan.

Pada Hari Kamis, 09 Agustus 2018 , TIM II KKN UNDIP Desa Sirangkang melaksanakan progam pengolahan sampah yaitu Ecobrick yang dikuti oleh Ibu-Ibu PKK Desa Sirangkang. Progam multidisiplin ini dilaksanakan karena masih banyaknya sampah plastik di masyarakat dan belum adanya pengolahan mengenai sampah seperti dengan adanya bank sampah. Sehingga masih sering ditemui masyarakat yang membakar sampah di pekarangan rumah. Dimana, abu maupun asap dari sampah yang di bakar tersebut dapat membahayakan kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan penyakit kanker dan iritasi . Oleh karena itu kami memperkenalkan Ecobrick sebagai solusi dari pengolahan sampah plastik di Desa Sirangkang.

     

Progam multidisiplin ini dimulai dengan kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, pemilahan sampah organik dan anorganik,  bahaya membakar sampah plastik dan gerakan sadar lingkungan terhadap masyarakat. Penyuluhan tersebut disampaikan oleh Pak Tarto yang merupakan Aktivis Lingkungan dari Desa Widodaren, Petarukan,Pemalang. Setelah penyuluhan tersebut kemudian dilaksanakan praktek pembuatan Ecobrick oleh ibu-ibu PKK. Praktek pembuatan Ecobrick dimulai dengan pembagian kelompok, setelah itu tiap-tiap peserta dalam kelompok membagi tugas, ada yang membersihkan sampah plastik, memotong sampah menjadi kecil-kecil dan ada yang memasukan sampah tersebut ke  dalam botol.

Cara pembuatan Ecobrick cukup mudah yaitu sampah plastik yang dipotong kecil-kecil tersebut dimasukan ke dalam botol air mineral dan dipadatkan dengan plastik kresek yang utuh dengan cara didorong dengan tongkat dimana tongkat tersebut salah satu ujung nya runcing dan ujung yang lain tumpul. Ujung yang tumpul digunakan untuk memadatkan sampah di bagian bawah atau landasannya sedangkan bagian yang runcing untuk memadatkan sampah ketika posisi botol sudah hampir penuh dengan sampah.

Ecobrick tersebut membuat sampah menjadi bernilai lebih, karena selain dimanfaatkan sebagai pengganti bata rumah, dapat dimanfaatkan pula menjadi kursi, meja, gapura bahkan taman. Selain itu nilai tambah dari Ecobrick adalah saat pembuatannya dapat meningkatkan kebersamaan dalam masyarakat sehingga waktu yang dimiliki ibu-ibu tidak hanya sekedar untuk mengobrol saja. Serta menjadikan peluang lapangan pekerjaan baru sehingga mampu untuk mengurangi pengangguran di Desa Sirangkang.

     

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *